Sabtu, 31 Desember 2011

MEMBUAT RUMAH DI LAHAN MIRING


Al kisah beberapa waktu yang lalu diminta bantuan untuk merencanakan rumah sederhana, ingat pembaca sekalian rumah sederhana lho bukan rumah mewah. Walaupun rumah sederhana akan tetapi barang kali ada beberapa poin yang perlu digaris bawahi dan dijadikan pengalaman.
Baiklah pembaca sekalian lahan miring yang dimaksud bukalah miring secara vertical artinya tanah dengan perbadaan tinggi yang berbeda tapi yang dimaksud miring adalah dalam hal ini adalah tanah dengan bentuk tidak simetris boleh juga dikatakan tanah dengan bentuk tidak kotak lebih tepatnya lahan dengan bentuk trapezium. Nah tema kita pada tulisan kali ini berarti membuat rumah dilahan dengan bentuk tidak teratur.
Seberapa tidak teraturnya akan kita lihat denah lahan tempat didirikan rumah (lihat gambar49.1)
 Gambar 49.1 Denah Lahan Tempat Didirikan Rumah
Nah pembaca bentuk lahan kita ternyata trapezium.
Kita batasi hanya 3 hal yang dapat kita lakukan dengan lahan tersebut (walaupun tentu saja banyak hal yag bisa kita lakukan dengan bentuk lahan seperti di atas) :
1.Rumah kita dirikan dengan bentuk sesuai dengan lahan yang ada, berarti rumah kita berbetuk terapisum dengan menghabiskan lahan yang ada. Tanpa memperhatikan fasade atau perwajahan rumah anda dari depan maka ada beberapa hal yang patut anda pertimbangkan.
Beberapa hal yang bisa menjadi catataan:
1a.Dengan bentuk bagian depan yang miring tentu saja sulit dihasilkan tempak depan wajah dari rumah anda yang baik, alasanya sangat sederhana karena bagain depan memang sudah miring. Dari bentuk yang miring tadi akan menjadikan tampak depan wajah rumah anda yang miring juga.
1b.Dengan bentuk dasar rumah yang miring maka kensekwesninya juga akan dihasilkan atap yang miring juga. Atap yang miring selain tidak sedap dipandang mata pelaksanaan pembuatan atap sendiri juga sulit apa lagi jika penutup atap anda dari bahan genteng
1c.Lihat bagian depan yang berbentuk segi tiga, dengan bentuk bagian seperti itu seandainya didirikan rumah dengan bentuk seperti itu pun kemanfaatan ruanganya juga tidak optimal ….kenapa? ya karena dengan bentuk tersebut dihasilkan ruangan dengan sudut lancip(kurang dari 90 derajat) dan sempit pada ujung sudut lancip tersebut.
1d.Kebersihan ruangan yang sulit terjaga karena sudut lancip ruangan yang tidak dapat dijangkau alat kebersihan
1e.Pelaksanaan pekerjaanpadabagian sudut lancip itu tentusaja jadi sulit

2.Mendirikan rumah dengan betuk bujur sangkar, dengan bagian depan lurus sebagaimana garis putus-putus pada gambar 49.1
Beberapa hal yang bisa menjadi catataan: 
2a. Dengan bentuk bujur sangkar ini anda akan mudah membentuk tampak depan sesuai dengan keingginan anda dengan itu berarti keindahan wajah rumah anda dapat anda ciptakan dengan muadah
2b.Hanya saja dengan meluruskan area rencana rumah anda sesui dengan garis putus-putus sesuai dengan gambar 49.1 maka luar are arumah anda jadi berkurang

3.Mendirikan rumah dengan bentuk sebagaimana gambar 49.2
 Gambar49.2 Denah Rencana Pendirian Rumah 
Beberapa hal yang bisa menjadi catataan: 
3a.Tujuan utama dari pendirian rumah dengan rencana tata ruang seperti gambar 49.2 adalah untuk mengoptimalkan luas ruangan yang didapat.
3b.Lihat gambar 49.2 bagian depan, akan anda temukan bagian depan rumah yang seakan-akan terbagi menjadi tiga(kamar utaman, ruang tamu dan kamar tamu3x3). Nah tiga ruangan yang disebut tadi menjadi tidak rata, karena menyesuaikan dengan bagian depan lahan yang miring. Nah solusi dari bagian depan yang tidak rata tadi adalah atap seakan-akan dibagi menjadi 3 bagian. Lihat gambar 49.3,  gambar 49.4 dan gambar 49.5. Pada gambar 49.5 nampak sekali bahwa atap rumah tadi terdiri dari 3 bagian dengan masing-masing puncaknya juga tidak terdapat satu garis. Walaupun ada tiga macam atap dengan posisi dan ketingian yang beda-beda akan tetapi jika dilihat lewat bagian depan ketidak samaan atap tadi tidaklah Nampak lihat gambar 49.3 dan akan Nampak sekali pada gambar 49.4.
 Gambar 49.3 Prespektif Rumah 1

 Gambar 49.4 Prespektif Rumah 2

Gambar 49.4 Prespektif Rumah 3
3d. Keuntungan lain dari pemodelan rumah dengan tiga macam atap seperti di atas adalah pelaksanaan pekerjaan yang mudah, hal ini dikarenakan tiga bagian utama dari atap tadi ditumpu oleh 3 buah gunungan (bentuk segitiga dari pasangan bata) yang tentusaja dengan seperti itu tidak memerlukan kuda-kuda dari kayu maka berate hanya perlu gording, usuk dan reng saja sebagi rangka atap.

Catatan rumahdangriya:
Pembaca yang budiman, pada posting kali ini kita tidak membahas tata ruang, fungsi, maupun tampak dari bangunan itu sendiri. Yang menjadi pokok bahasan kita adalah pembuatan rumah pada lahan yang tidak simetris atau berbentuk trapezium, adapun tampak perwajahan dari rumah anda dapat anada sesuiakan dengan model yang anda kehedaki. Saya yakin anda dapat menciptaka bentuk yang lebih indah dari pada ilustrasi pada gambar kami di atas. Ini juga meruapak salah satu saja diantara metode mendirikan rumah dilahan yang berbentuk tidak simetris hanya saja semoga tulisan ini menjadikan inspirasi bagi anda atau siapa saja untuk mejadikan rumah anda sebagai surga bagia anda dan keluarga anda.
Sekedar berbagi pengalaman saja.Semoga bermanfaat………………………………



Jumat, 09 Desember 2011

Menghitung Biaya Plesteran Dinding


Setelah anda mengetahui bagaimana mengoptimalkan pekerjaan plasteran (lihat posting sebelunya) maka selanjutnya akan kita uraikan BAGAIMANA CARA MENGHITUNG PLASTERAN, dengan bahas yang sering kita jumpai ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PELESTERAN. Dalam tulisan kali ini tidak akan kitra uraikan seluruh ragam pelesteran, seperti biasa  hanya akan kami uraikan cara menghitungya. Analisa harga satuan ini kita ambil dari BSN dengan no SNI 2837:2008 dan ini merupakan revisi dari SNI tentang plasteran sebelumnya. Mau mengunduh SNI nya klik disini
Tentu saja jika ada membaca lengkap dulu seluruh isi dari SNI ini tentu akan anda dapatkan banyak info , diantaranya adalah info ruang lingkup, acuan normativ,  istilah dan definisi, singkatan istilah, persyaratan.



Nah pembaca sekalian, dalam SNI 2837:2008 ini terdapat banyak macam variasi pelesteran yang tentu saja pengunaan sesuai dengan kebutuhanya, dan ragam plesteran tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:1PP, tebal 15mm
2.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:2PP, tebal 15mm
3.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:3PP, tebal 15mm
4.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:4PP, tebal 15mm
5.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:1PP, tebal 15mm
6.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:5PP, tebal 15mm
7.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:6PP, tebal 15mm
8.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:7PP, tebal 15mm
9.       Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:8PP, tebal 15mm
10.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:1/2kp:3PP, tebal 15mm
11.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:2KP:8PP, tebal 15mm
12.   Membuat 1 m2 plesteran 1 SM:1KP:1PP, tebal 15mm
13.   Membuat 1 m2 plesteran 1 SM:1KP:2PP, tebal 15mm
14.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:2PP, tebal 20mm
15.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:3PP, tebal 20mm
16.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:4PP, tebal 20mm
17.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:5PP, tebal 20mm
18.   Membuat 1 m2 plesteran 1 PC:6PP, tebal 20mm
19.   Membuat 1 m2 plesteran 1 SM:1KP:2PP, tebal 20mm
20.   Membuat 1 m2 berapen 1 PC:5PP, tebal 15mm
21.   Membuat 1 m2 plesteran skoning 1 PC:2PP, lebar 10 mm
22.   Membuat 1 m2 plesteran granit 1 PC:2 granit, tebal 10mm
23.   Membuat 1 m2 plesteran teraso, 1 PC:2 batu teraso, tebal 10mm
24.   Membuat 1 m2 plesteran ciprat, 1 PC:2PP
25.   Membuat 1 m2 finishing siar pasangan dinding bata merah (=20m’)
26.   Membuat 1 m2 finishing siar pasangan dinding conblock ekspose (=8m’)
27.   Membuat 1 m2 finishing siar pasangan siar pasangan batu kali adukan 1PC:2PP
28.   Membuat 1 m2 acian

Keterangan instilah dan definisi :



Pembaca sekalian sekarang saatnya kita sajikan bagaimana cara menghitung biaya pelesteran, kita ambil contoh perhitungan dengan perbandingan campuran 1 PC:2kp:8PP dengan ketebalan pelesteran  rencana 15mm (poin nomor 11 pada pembagian jenis pelesteran di atas). Barang kali anda sekalian bertanya kenapa kita pilih perbandingan tersebut, jawabanya adalah di sebagian besar tempat kita (di jawa ) komposisi pemlesteran dinding dengan perbandingan 1 PC:1/2kp:3PP tebal 15mm adalah yang paling sangat sering digunakan oleh tukang. Lha mungkin anda juga bertanya bagaimana kwalitas komposisi campuran pelesteran ini, jawabanya adalah SNI mencamtumkan dalam salah satu komposisi campuran sesuai Standar Nasional Indonesia.
Dan cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
Kebutuhan
Indeks
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(2)*(4)
Bahan
PC (semen)
3,000
Kg
Rp      1.050
Rp     3.150
KP (Kapur padam)
0,005
Rp  120.000
Rp         600
PP(Pasir Pasang)
0,020
Rp  120.000
Rp     2.400
Tenaga kerja
Pekerja
0,360
oh
Rp    42.500
Rp   15.300
Tukang batu
0,120
oh
Rp    52.500
Rp     6.300
Kepala tukang
0,012
oh
Rp    55.000
Rp         660
Mandor
0,018
oh
Rp    60.000
Rp     1.080
Sumber SNI 2837:2008
Harga satuan
Rp   29.490
Gambar 48.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pelesteran 1 PC:2kp:8PP, tebal 15mm
Keterangan gambar 48.1
Kolom dengan nomor(1), (2), (3) adalah kolom yang berasal dari SNI 2837:2008
Kolom nomor (4) denagan nama HARGA SATUAN merupakan kolom harga satuan material di daerah dimana anda akan membeli bahan atau mendatangkan tukang. Kolom ini berisikan berapa harga semen 1kg (1zak)?, berapa harga kapur (gamping:jawa) dalam satu kubik, berapa harga pasir dalam satu kubik?, berapa anda membayar seorang tukang batu dalam 1 hari? Dll. Pembaca sekalian, faktor yang paling mempengaruhi harga satuan ini adalah kolom nomor (4) ini
Nah kalau kolom(5) ini adalah perkalian antara indeks tenaga dan bahan (3) dengan harga satuan (4)
Dan Harga satuan pekerjaan ini didapatkan dari penjumlahan kolom (5)

Pekerjaan aci  1m1


Kebutuhan
Indeks
Satuan
Harga
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(2)*(4)
Bahan
Semen
3,25
Kg
Rp      1.050
Rp     3.413
Tenaga kerja
Pekerja
0,2
Oh
Rp    42.500
Rp     8.500
Tukang batu
0,1
Oh
Rp    52.500
Rp     5.250
Kepala tukang
0,01
Oh
Rp    55.000
Rp         550
Mandor
0,01
Oh
Rp    60.000
Rp         600
Sumber SNI 2837:2008
Harga satuan
Rp   18.313
Gambar 48.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ACI tiap m2
Keterangan gambar 48.2
Kolom dengan nomor(1), (2), (3) adalah kolom yang berasal dari SNI 2837:2008
Kolom nomor (4) denagan nama HARGA SATUAN merupakan kolom harga satuan material di daerah dimana anda akan membeli bahan atau mendatangkan tukang.
Nah kalau kolom(5) ini adalah perkalian antara indeks tenaga dan bahan (3) dengan harga satuan (4)
Dan Harga Satuan Pekerjaan ini didapatkan dari penjumlahan kolom (5)


Harga satuan yang ada didaerah anda bisa saja lebih rendah dari yang tercantum di Gambar 48.1 dan di gambar 48.2


Pembaca sekalian, perhatian kita masih tetap pada Gambar 48.1 dan 48.2, dari table tersebut dapat kita peroleh beberapa informasi yang berkaitan dengan kedua pekerjaan tersebut :

  • Perhitungan bahan pekerjaan
  1. Dalam melakukan pekerjaan 1m2 ketebalan 15mm dengan perbandingan campuran bahan 1PC:2KP:8PP membutuhkan bahan 3 Kg semen, 0.005m3 Kapur pasang, 0.02 m3 pasir pasang. Nah kalau sudah tahu kebutuhan bahan tiap m2 sekarang tinggal hitung saja berapa luas pekerjan pelesteran rumah anda dan tinggal dikalikan saja.
  2. Trus bagaimana dengan kebutuhan bahan untuk pekerjaan acian, saya yakin anda sudah mengetahuinya kalau mengaci dihutuhkan bahan 3.25 Kg semen.
  • Perhitungan tanaga pekerjaan
Sekarang saya yakin anda sudah bisa menghitung biaya pekerjaannya kan?tinggal jumlah saja kolom lima kok, tapi pada baris tenaga saja ya, yang bahan tidak usah.


Coba perhatikan perhitungan di bawah ini


Kebutuhan
Indeks
Satuan
hitungan
Produksi
Tiap Hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=1/(2)

Tukang batu
0,120
oh
1 / 0,120
8,33
Sumber SNI 2837:2008
Gambar 48.3 Perhitungan Produktifitas Tukang Pelester Dalam 1 Hari

  1. Dari tabel tadi didapatkan hasil bahwa produktifitas tukang plester dinding sesuai SNI adalah 8.33m2 dalam satu hari bekerja, di mana sesuai dengan SNI bahwa jam bekerja efektif tukang dalam 1 hari adalah 5jam. NaH sekarang masih tertingal pertanyan  lha kenapa kok pekerja, kepala tukang dan mandor tidak dihitung?ya jawabanya dalam pekerjaan pelester dinding pekerjaan utama dilakukan oleh tukang sedangkan yang lain sifatnya penunjang, tentu saja pekerjaan tersebut tidak akan terwujud jika tanpa pembantu pekerjaan atau pekerja.

  • KOMPOSISI PEKERJA DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN PELESTERAN
Komposisi atau perbandingan antara tukang dan pekerja adalah 0,12:0,36 atau 1:3 artinya seorang tukang batu bekerja melaksanakan pekerjaan pelesteran dibantu 3 pekerja. Pembaca ini adalah perbandingan yang baik jika anda melaksankan pekerjaan pelesteran.

Pembaca sekalian dibawah ini adalah tabel pekerjaan acian

Kebutuhan
Indeks
Satuan
Hitungan
Produksi tiap hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=1/(2)

Tukang batu
0,1
Oh
1/0.1
10
Sumber SNI 2837:2008

Gambar 48.4 Perhitungan Produktifitas Tukang Pelester Dalam 1 Hari


Kesimpulan dari tabel tersebut adalah :
  1. Dalam melakukan pekerjaan acian tiap meter diperlukan bahan semen 3.25 kg.
  2. Dalam sehari seorang tukang batu bisa membuat 10 m’
  3. Perbandingan antara tukang dan tenaga adalah 2:1
  4. Nah kalau cara menghitungnya anda pasti sudah bisa, tinggal nyonteksaja kan.
Semoga bermanfaat

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger