Kamis, 21 April 2011

RUMAH KAYU DINDING PAPAN DENGAN FONDASI SETEMPAT/UMPAK

RUMAH
Rumah Konstruksi Kayu
Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu.  
Rumah dengan struktur rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil.  Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu.
1. Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Setempat / Umpak 

  1.  Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan) campuran     1PC :   1 1/2  Psr  : 2 1/2 Krl.
  2. Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm
  3. Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
  4. Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat dibawah sumbu memanjang balok, seperti ditunjukkan pada Gambar  15
  5. Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat, seperti pada Gambar 16
BAB II
Gambar 15  Denah penempatan pondasi Umpak

      
Gambar 16  Penempatan balok pengikat pondasi

Gambar 17 Struktur kerangka sederhana kayu, pondasi setempat
Disalin dari :Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

Selasa, 12 April 2011

MERENCANAKAN RUMAH DAN GEDUNG TAHAN GEMPA

Ketentuan Umum
Bangunan rumah dan gedung lainnya yang dibuat atau direncanakan mengikuti pedoman teknis ini (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dinas cipta karya 2006) harus mengikuti ketentuan-ketentuan berikut:
1. Pondasi
              a. Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras.
              b. Penampang melintang pondasi harus simetris seperti terlihat pada Gambar-2.       

Gambar 2   Penampang melintang pondasi batu kali


              c. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.

Gambar 3   Pondasi menerus yang diletakkan pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.

              d. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang denah bangunan, seperti ditunjukan oleh Gambar 4.

Gambar  4    Pondasi menerus.
              e. Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga seperti ditunjukan oleh gambar 5 berikut tidak diperkenankan.


Gambar 5   Pondasi bertangga yang tidak diperkenankan

               f. Bila digunakan pondasi setempat/umpak, maka masing-masing pondasi setempat tersebut harus diikat satu dengan lainnya secara kaku dengan balok pengikat.


 Gambar 6  Detail balok pengikat untuk pondasi umpak/setempat
              g. Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat digunakan pondasi pelat beton atau jenis pondasi alternatif lainnya.
  

Gambar  7  Pondasi pelat dari beton bertulang


Gambar  8  Pondasi rakit dari kayu
              h. Untuk rumah panggung di tanah keras yang menggunakan pondasi tiang, maka masing-masing dari tiang tersebut harus terikat sedemikian rupa satu sama lainnya dengan silang pengaku,  bagian bawah tiang yang berhubungan dengan tanah diberi telapak dari batu cetak atau batu kali sehingga mampu memikul beban yang ada diatasnya secara merata. Ukuran batu cetak 25 X 25cm, tebal 20 cm (Gambar 9).


Gambar 9  Pondasi tiang di tanah keras

2. Denah bangunan
Denah yang baik untuk bangunan gedung dan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut:
              a. Denah bangunan gedung dan rumah sebaiknya sederhana, simetris terhadap kedua sumbu bangunan dan tidak terlalu panjang. Perbandingan lebar bangunan dengan  panjang 1:2.
              b. Bila dikehendaki denah bangunan gedung dan rumah yang tidak simetris, maka denah bangunan tersebut harus dipisahkan dengan alur pemisah sedemikian rupa sehingga denah bangunan merupakan rangkaian dari denah yang simetris.
 Gambar 10  Denah bangunan gedung yang terdiri dari rangkaian bangunan simetris
              c. Penempatan dinding-dinding penyekat dan bukaan pintu / jendela harus dibuat simetris terhadap sumbu denah bangunan.


 Gambar  11   Contoh penempatan dinding penyekat 

              d. Bidang dinding harus dibuat membentuk kotak-kotak tertutup, seperti gambar 12.


Gambar  12   Bidang dinding pada bangunan gedung


3. Lokasi bangunan
Untuk menjamin keamanan bangunan gedung dan rumah terhadap gempa, maka dalam memilih lokasi dimana bangunan akan didirikan harus memperhatikan :
          a. Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun pada lahan perbukitan, maka lereng bukit harus dipilih yang stabil agar tidak longsor pada saat gempa bumi terjadi.
          b. Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun di lahan dataran, maka bangunan tidak diperkenankan dibangun di lokasi yang memiliki jenis tanah yang sangat halus dan tanah liat yang sensitif (tanah mengembang).

4 . Desain struktur
Struktur bangunan gedung dan rumah tinggal harus didesain sedemikian sehingga memiliki: daktilitas yang baik (baik pada material maupun strukturnya); kelenturan pada strukturnya; dan memiliki daya tahan terhadap kerusakan. 

Disalin dari :Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa


CATATAN Rumah dan Griya
Tentu saja dalam membuat rumah banyak hal yang mempengaruhinya dan untuk membuat sebuah rumah yang sangat ideal ketika gempa terjadi cukup sulit bahkan seorang yang pernah belajar ilmu sipil.  Maka beberapa catatan di bawah ini semoga dapat berguna.
Definisi Fondasi
Fondasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat )di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan.
Fungsi utama dari fondasi adalah sebagai komponen struktur bangunan yang menjadi perantara untuk meneruskan beban struktur(bangunan)d iatasnya dan gaya-gaya lain (misalnya:gaya gempa yang arahnya horizontal atau mendatar) yang bekerja pada bangunan tersebut, ke tanah. Suatu bangunan dikatakan setabil bila tanah pendukung mampu menerima beban dari banguanan tersebut, artinya bangunaan tersebut tidak mengalami penurunan (ambles:jawa), guling, geser atau bahkan bergerak.
Catatan 1:Bahwa fondasi harus diletakan pada tanah yang punya kuat dukung yang tinggi. Sifat tanah ini biasanya keras dan kembang susutnya kecil. Sifat kembang susut yang besar dapat dilihat jika tanah tersebut kering yang semula dalam keadaan basah, maka tanah tersebut akan retak-retak disebagian besar permukaanya.
Dengan pegertian tersebut maka fondasi disetiap tempat berbeda-beda tergantung jenis tanahnya. Maka kalau ada tukang yang ngomong “saya buat fondasi di daerah jauh sana dalamnya sekian meter ,jadi disini harus sekian juga” bagaima pendapat anda berdasarkan  catatan di atas…………...?
Seorang mengali fondasi di daerah jogja kota kedalaman 100 centimeter sedang orang di daerah patuk gunung kidul mengali fondasi kedalamanya hanya 30cm, kemudian didirikan bangunan rumah diatasnya bahkan lantai 02. Maka dari kedua orang ini  manakah rumah yang akan ambles lebih dulu……………………..? Jawabanya bahwa fakor utama dari fondasi adalah bagaimana meletakanya pada tanah yang keras sehingga tidak terjadi penurunan, geser atau guling. Sebuah meja di letakan di sudut rumah tidak perlu fondasi, tentu saja karna meja tersebut terletak pada dasar yang setabil. Sebuah kursi diletakan di teras rumah tidak perlu fondasi. Maka kedua orang tadi  “    BENAR   “ atau  “    SALAH    “. Bahkan yang paling benar dan tidak akan dibantah bahkan oleh seorang ahli fondasi adalah perletakan meja dan kursi tadi.
Catatan 2: Fondasi harus diletakan pada tanah yang keras. Jika hal ini masih menyulitkan maka lihatlah bangunan yang sejenis di daerah anda buatlah fondasi sejenis dengan kedalaman sama atau lebih dalam dan dengan bentuk fondasi yang sama atau lebih besar.Semoga Rumah Anda Aman.


Catatan 3:Denah Bangunan
Denah bangunan ini merupakan komponen utama yang akan membentuk bangunan. Sekali lagi walaupun sulit mencari bentuk struktur (dikatakan juga bentuk bangunan) yang sangat ideal memenuhi syarat-sayarat yang didijinkan tetapi beberapa pedoman dasar ini dapat digunakan.(yang ini tak kutip dari Buku Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang yang nulis Pak Gideon H Kusumah):
  1. Bangunan mempunyai bentuk yang sederhana. semakin sederhana sebuah bentuk maka pengetahuan kita tentang bangunan tadi lebih banyak dibanding bentuk bangunan yang kompleks
  2. Bentuknya simetris
  3. Bentuk bangunan tidak terlalu langsing. Perbandingan tinggi dan lebar kurang dari 4 (h tinggi, b lebar h<4b)
  4. Distribusi kekuatan sepanjang tinggi banggunan seragam dan menerus. Komponen struktur (balok beton, kolom atau tiang beton, fondasi harus menerus dari bawah sampai ke atas)
  5. Bangunan mempunyai kekakuan yang cukup 
Insyalloh kapan-kapan tak tulis satu per satu uraian dari poin-poin di atas supaya lebih jelas.

Catatan 4:Lokasi bangunan
Kesetabilan lerang bukan hanya ditutut ketika terjadi gempa bahkan dalam keadaan normal kesetabilan lereng tetep harus ada. Sebuah tanah di areal perbukitan dalam keadaan normal boleh saja setabil tetapi perlu diingat bahwa nanti lereng tersebut akan menerima beban seberat rumah yang didirikan, jika tanah yang berada dilereng tidak stabil boleh jadi akan terjadi longsor pada area tersebut. Beberapa hal yang Rumah dan Griya sarankan ketika anda akan medirikan di areal perbukitan :
  1. Sebelum mendirikan perlu dilihat area sekitar lokasi pernahkan terjadi longsor, jika ya maka sebaiknya anda urungkan membuat rumah dilokasi tersebut atau jika masih menginginkan mendirikan dilokasi tersebut maka mitalah bantuan pada ahli maka mereka akan melakukan penyelidikan tanah dan akan menempuh langkah-langkah yang diperlukan
  2. Usahakan jarak yang cukup jauh dari bibir lereng, artinya bahwa semakin mendekat dengan bibir lereng semakin besar kemungkinan longsor
  3. Rumah yang ringan akan memperkecil kemungkinan terjadi longsor
  4. Fondasi diusahakan cukup dalam dan akan lebih baik jika menggunakan fondasi jenis sumuran(apa dan bagaimana tipe fondasi semoga dalam beberapa tulisan kedepan dapan bisa disajikan Rumah dan Griya)
  5. Jika diperlukan buatlah dinding penahan tanah (talud) dilereng tersebut
Di lahan datar
Bukan berarti bahwa dilahan datar jaminan akan stabilnya bangunan, seperti yang sudah dituliskan di atas yang terpenting adalah kesetabilan tanah. Oleh sebeb itu Rumah dan Griya menyarangkan agar:
  1. Hindari tanah humus dengan memperdalam fondasi
  2. Jika tanah bekas timbunan maka fondasi harus diletakan ditanah asli kecuali pemadatan tanah sangat baik
  3. Jika karna suatu hal harus melakukan penimbunan tanah maka kepadatan tanah harus diperhatiakan.Lakukan pemadatan tanah selapis demi selapis, gunakan alat pemadat tanah, jangan menimbun tanah dengan bahan organik karna nanti akan terurai oleh tanah dan hal yang paling mudah adalah tungulah cukup lama biarkan proses alam yang memadatkan tanah
Catatan 5 :Desain Struktur
Daktilitas adalah kemampuan struktur bangunan gedung untuk mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
 
  

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger