Sabtu, 30 Juli 2011

Pengecoran Beton ( Seri Cara Membuat Beton VI)

Pengecoran Beton (Pengangkutan dan Pengecoran)
Setelah pencampuran komponen beton maka selanjutnya adalah pengecoran, akan tetapi salah satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum pengecoran adalah pengangkutan beton dari tempat pencampuran ke lokasi beton akan dicor. 

Pengangkutan beton / transportasi beton
Prinsip utama pengangkutan beton (tranportasi beton) adalah dilakukan secepat mungkin agar bisa menghindari segregesi dan tercecernya material.
Pengangkutan beton bisa mengunakan gerobak dorong, ember, truk beton juga bisa menggunakan pompa beton (concrete pump)

Pengecoran Beton
Sebelum melakukan pengecoran hal-hal penting yang harus anda perhatikan adalah:
  • Yakinkan bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai dengan bentuk yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran, bersih dari kotoran terutama bahan-bahan organik
  • Pastikan tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking apakah sudah berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran
  • Slump test (jika akan dilakukan). Apa dan bagaimana slump test akan kita rencanakan pada posting selanjutnya
  • Alat-alat, material  pengecoran harus sudah siap tersedia

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecoran :
  • Pengecoran harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton (begisting)
  • Lakukan pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat pengadukan beton.
  • Secepat mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor
  • Pengecoran dilakukan terus-menerus tanpa henti
  • Jika pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam lobang yang cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan seperti itu harus mengunakan corong biasa juga disebut pipa tremi
  • Pengecoran dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak sampai menjadikan campuran beton menjadi sangat  encer (hujan tidak terlalu deras). Jika pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari maka pengecoran harus dibawah pelindung hujan sampai dengan beton seting.
  • Padatkan beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat manual yang lainya)
  • Setelah pengecoran selesai, lakukan perawatan beton
  • Selama pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan mengurangi aktifitas ditempat pengecoran
  • Beton yang dicor lebih dahulu  maka harus difinishing lebih dahulu
  • Membuat benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor), bagaimana cara menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya

Pemadatan Beton (Seri Cara Membuat Beton VII)

Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan udara yang terjebak dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos beton dengan cara pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton.
Dapat anda bayangkan pembaca, bahwa ketika anda menuang adonan roti dimana adonan tersebut terdiri dari bahan yang ringan, dimungkinkan roti anda setelah kering masih terdapat rongga-rongga. Nah maka untuk beton tentu saja kemungkinan terjadi rongga setelah pengecoran juga besar. Maka selanjutnya fakor yang tidak kalah pentingya dalam membuat beton yang baik adalah kegiatan pemadataan cor-coran beton.
Kapankah pemadatan beton dilakukan, pemadatan dilakukan segera setelah beton dicor pada areal yang kita kehendaki, dimana keadaan tersebut sifat beton masih plastis. Pemadatan atau penggetaran beton tidak boleh dilakukan setelah beton masuk dalam fase setting. (apa itu fase setting lihat pada posting sebelumnya).

Kenapa Beton Kita Perlu Dilakukan Pemadatan
Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama maka pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Pemadatan beton lazimnya mengunakan alat vibrator beton (concrete vibrator)
Gambar 21.1 Concrete vibrator

Metode Pemadatan Cor Beton Dengan Vibrator :
  • Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat vibrator setelah pemadatan dengan lambat

  • Ketika anda memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak radius vibrasi. Radius vibrasi ini harus menyentuh seluruh arel permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius vibrasi saling overlap menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.

  • Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton (begisting)

  • Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator dengan begisting (cetakan beton). Hal ini walaupun sekilas bagus karena hampir seluruh permukaan cor beton tergetar, akan tetapi hal ini justru akan mengakibatkan beton yang sudah setting tergetar kembali sehingga dapat meninggalkan retakan kecil, disamping itu waktu  pengetaran menjadi lebih lama hal ini bisa mengakibatkan segeregasi.

  • Tidak dibolehkan memadatkan beton dengan cara menyentuhkan batang vibrator ke besi tulangan beton.

  • Tidak diperbolehkan meratakan cor-coran beton menggunakan batang vibrator

  • Dan jangan pernah meninggalkan batang vibrator di atas areal pengecoran dalam keadaan hidup walaupun cor-coran beton belum ada.

Berapa Lama Pemadatan Dengan Vibrator Harus Dilakukan.
Dengan keadaan beton yang tidak terlalu encer sebaiknya anda memadatkan beton 5 sampai dengan 15 detik dan pemadatan dengan vibrator lebih lama jika beton yang anda cor lebih kental atau nilai slump rendah. Ingat bahwa pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Pemadatan dengan tempo yang singkat bisa menyebabkan beton anda kropos sedangkan pemadatan dengan tempo yang terlalu lama dapat menyebabkan segregasi. Masih ingatkan anda apa itu segregasi………..coba deh dibalik-balik artikel di blog ini, sudah saya tuliskan kok
Semoga bermanfaat

Catatan rumahdangriya :
Seluruh gambar dalam blog ini yang bukan merupakan karya rumahdangriya sepenuhnya hak cipta berada ditangan pembuatnya. 
Rumahdangriya hanya menukilnya, walaupun mungkin sedikit ada perubahan dari gambar aslinya akan tetapi tidaklah mengeluarkan dari maksudnya.
Tulisan ini hanyalah sebagai sedikit pengetahuan tambahan atau setidaknya itulah harapan penulis. Melihat realita tukang pembuat rumah dilingkungan kita dalam proses pembuatan beton, maka semoga tulisan ini membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan dihasilkan beton yang lebih baik.
Tulisan ini tidaklah menafikan kemampuan para ahli, insinyur-insinyur dibidangnya yang telah dibekali pengetahuan dan perangkat laboratorium  yang memadahi.  Karena pembahasan  dalam blog ini hanyalah  sesuatu tentang rumah kita.

Pengadukan Beton atau Pencampuran beton ( Seri Cara Membuat Beton V)

"Satu diantara kunci keberhasilan dalam pembuatan beton  adalah pencampuran atau pengadukan beton"
Sedikit kembali ketulisan-tulisan sebelum ini bahwa proses pembentukan beton adalah penyatuan dari komponen-komponen penyusun beton menjadi sebuah material bernama beton yang kita kehendaki  sesuai dengan syarat-syarat yang kita inginkan. Komponen-komponen penyusun  beton tadi dilekatkan menjadi satu oleh pasta semen (semen dicampur dengan air).
Nah gambaran sedikit proses pembentukan beton tadi menjadi pengantar kita memahami hakekat dari pencampuran beton. Karena pasta semen harus terdistribusi merata keseluruh agregat beton maka pengadukan ini dilakukan.

Pengadukan beton berdasarkan tempat pengadukanya dibagi menjadi 2, yaitu :
  • Pengadukan Di tempat (site mix)
Pengadukan ditempat atau site mix lazimnya ditempat kita dikenal dengan 2 metode yaitu dengan pencampuran manual (tenaga manusia mengunakan skope, cangkul) dan yang kedua dengan mengunakan mesin molen.
  • Pengadukan Siap Tuang (Ready Mix)
Ready mix merupakan produksi dari sebuah pabrik pencampur (dikenal dengan batching plan) kemudian diangkut dengan truk molen. Sistem pencampuran bisa melalui alat batchin plan, kemudian campuran beton yang sudah jadi sesuai dengan komposisi campuran beton yang dikehendaki dituangkan kedalam truk molen (dikenal dengan system basah). Sistem pencampuran yang lain bahwa komponen beton ditakar  dialat,  setelah sesuai dengan komposisi beton rencana kemudian ditungkan kedalam truk molen (dikenal dengan system kering) dan truk molen tadi selain sebagai pengangkut ke tujuan yang dikehendaki juga sebagai tempat pengadukan beton.

Pengadukan beton sangat disarankan menggunakan mesin molen karena dengan mesin tersebut akan dihasilkan campuran yang homogen. Pencampuran dengan menggunakan tangan (cara konvensional) sebaiknya dihindari, kecuali hanya untuk pencampuran beton dalam volume yang kecil karena kenyataan dilapangan bahwa pencampuran dengan menggunakan tangan (konvensional) akan menghasilkan campuran beton yang  tidak homegen dan yang lebih mengenaskan lagi bahwa beton anda menjadi jelek karena pencampuran yang  tidak benar.  Inti dari pencampuran adalah campuran beton siap cor yang homogen, hal ini ditandai dengan tidak kelihatanya pasir beton yang anda gunakan (sudah tercampur merata).
 
Hal paling penting yang harus diperhatikan ketika pengadukan beton adalah: 
  • Segregasi campuran beton
Segregasi dapat terjadi ketika pengadukan, pengecoran maupun ketika tranportasi dari tempat pengadukan ke area pengecoran.
Segregesi adalah : suatu keadaan dimana pasir dan koral beton terpisah dari pasta semen (pasta semen adalah campuran antara semen dan air)
Segregasi campuran beton pada tahap pengadukan ini sebab utamanya adalah pengadukan molen yang terlalu lama. Paramater pengadukan dengan molen yang utama adalah ketika campuran telah benar-benar homogen ditandai dengan tidak tampaknya butir-butir pasir atau waktu mengaduk dengan molen tidak boleh lebih dari 2 menit. Selain hal itu, kombinasi komposisi campuran beton dengan kandungan air yang banyak dan pencampuran beton dengan molen yang terlalu lama, menjadi faktor utama terjadinya segregasi.  
  • Lama Waktu Beton Setelah Dicampur
Gambaran masalahnya adalah beton yang sudah dicampur dengan molen tidak langsung dicor, akan tetapi harus menunggu  waktu  walaupun dalam keadaan molen berputar. Dalam sebuah referensi kuliah tentang dasar-dasar beton, pada bab semen, disebutkan bahwa waktu fase setting awal semen adalah 1 sampai dengan 2 jam. Artinya bahwa beton anda jika sudah dicampur, waktu yang paling lama untuk pengecoran adalah kurang dari 1 jam. Hal ini tetap berlaku walaupun beton anda masih dalam keadaan seperti adonan roti, dengan kata lain keadaan beton anda masih bisa dibentuk sesuai dengan cetakan yang ada.
Jika sudah terlanjur maka buatlah pasta semen (semen dicampur dengan air) tambahkan kedalam beton tadi, tetapi perlu diingat jangan anda gunakan campuran tadi untuk pengecoran komponen struktur (fondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dll), gunakanlah campuran tadi untuk komponen-komponen non struktur misalnya untuk peningian elevasi lantai, untuk perkerasan jalan atau juga bisa digunakan untuk mengatur elevasi plat lantai anda jika diperlukan kemiringan.
  •  Wadah Adukan Beton (Wadah ketika beton sudah dicampur sebelum pengangkutan dan pengecoran)
Perlu disediakan tempat atau wadah setelah beton selesai dicampur untuk menghindari kemungkinan terjadi segregasi. Disamping itu jarak antara bibir molen dengan wadah usahakan jangan terlalu tinggi.
Gambar 20.1
Keterangan gambar :
Ilustrasi gambar di atas menggunakan beton jadi (ready mix) akan tetapi proses penuangan beton jika menggunakan alat pengaduk molen tetap harus dibuatkan wadah hasil adukan atau tempat beton yang sudah jadi, sebelum diangkut kemudian dicor pada lokasi yang kita inginkan. Yang berbeda hanyalah proses pembuatan beton saja dimana bisa menggunakan molen biasa atau menggunakan truk molen (ready mix).

  • Lokasi Pengadukan Beton (Lokasi molen)
Untuk menghindari waktu tunggu yang lama, kemungkinan segregesi, seting awal semen, dan untuk biaya yang optimal maka lokasi pengadukan beton harus sedekat mungkin dengan lokasi tempat penimbunan material beton (pasir, kerikil, semen dan air) dan juga harus sedekat mungkin dengan lokasi pengecoran. Disamping itu juga meminimalisir kehilangan beton karena tercecer ketika pengangkutan.

Catatan rumahdangriya :
Seluruh gambar dalam blog ini yang bukan merupakan karya rumahdangriya sepenuhnya hak cipta berada ditangan pembuatnya. 
Rumahdangriya hanya menukilnya, walaupun mungkin sedikit ada perubahan dari gambar aslinya akan tetapi tidaklah mengeluarkan dari maksudnya.
Tulisan ini hanyalah sebagai sedikit pengetahuan tambahan atau setidaknya itulah harapan penulis. Melihat realita tukang pembuat rumah dilingkungan kita dalam proses pembuatan beton, maka semoga tulisan ini membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan dihasilkan beton yang lebih baik.
Tulisan ini tidaklah menafikan kemampuan para ahli, insinyur-insinyur dibidangnya yang telah dibekali pengetahuan dan perangkat laboratorium  yang memadahi.  Karena pembahasan  dalam blog ini hanyalah  sesuatu tentang rumah kita.


Senin, 25 Juli 2011

Perencanaan Campuran Beton Atau Komposisi Beton ( Seri Cara Membuat Beton IV)

“Perencanaan campuran beton merupakan kunci dihasilkanya beton yang baik, akan tetapi yang namanya kunci pastilah memiliki gigi-gigi kunci yang lainya” kira-kira seperti itulah perumpamanya. Berawal dari proporsi campuran beton yang baik (inilah yang dimaksud dengan kunci) dan masih didukung oleh faktor yang lainnya yaitu pencampuran, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton paska pengecoran (inilah yang dimaksud dengan gigi-gigi kunci yang lain).
Sebagaimana definisi yang telah kita ungkapkan bahwa beton merupakan persenyawaan yang terdiri dari agregat, air, semen dan zat tambahan jika diperlukan syarat khusus maka kendali proporsi material beton harus kita ketahui.
Menurut aturan yang berlaku di Indonesia dan secara teoritis perencanaan campuran beton bukanlah hal yang mudah, disamping harus menguasai disiplin ilmu teknik sipil terutama tentang teknologi bahan konstruksi, juga diperlukan laboratorium untuk menganalisa material yang akan kita gunakan dan juga diperlukan lab untuk memguji hasil perencanaan campuran beton. Mau tahu bagaimana rumutinya unduh dan baca klik disiniSNI 03-2834-2000 “Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal”. 
Tulisan ini tidak boleh dijadikan acun utama anda dalam membuat beton………….Penulis tidak bertanggung jawab jika beton anda tidak sesuai dengan yang para ahli syaratkan dan penulis juga tidak bertanggung jawab jika beton anda menjadi jauh lebih baik dibanding dengan beton-beton yang biasa tukang-tukang bangunan kerjakan.

Sebagaimana diungkapakan di bangku perkuliahan dan ini juga pendapat ahli, penentuan proporsi campuran yang paling baik adalah dengan perbandingan berat (artinya dalam menentukan berapa jumlah pasir, semen, koral dan air bukan dengan satuan ember/volume, melainkan harus ditimbang untuk diketahu beratnya). Tetapi jangan kuatir pembaca untuk pekerjaan yang kecil (rumah anda yang akan dibangun termasuk kecil kok) boleh menggunakan perbandingan volume, jadi perbandingan campuran beton hanya dengan ember masih boleh kok.
Philosofi Pengunaan Material Di Dalam Campuran Beton : 
1. Kandungan semen
Semakin banyak semen yang akan anda gunakan, maka akan dihasilkan beton yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan beton.
2. Kandungan Air
Semakin banyak air yang anda gunakan, maka beton yang anda hasilkan semakin jelek. Walaupun didalam pengerjaan beton jika air yang anda gunakan banyak beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. 
“Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran beton anda bisa dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan difinishing)” 
3. Campuran Air dan Semen atau Fakor Air Semen (biasa disingkat FAS)
Semakin tinggi pernabdingan campuran air dan semen maka beton malah  semakin jelek. Untuk meningkatkan mutu beton maka anda harus mengurangi perbandingan air dan semen.

Faktor air dan semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat semen

Jika air kita simbuklan dengan W, dan semen kita simbulkan dengan C maka rumusnya adalah sbb”

FAS= W / C
Dimana berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis semen adalah 3150 kg/m3(disyaratkan ASTM)
Berikut ini sedikit acuan dalam merencanakan campuran air dan semen (bukan karya sendiri kok, Cuma menukil)

Gambar 18.1

Keterangan gambar 18.1 :
a. Rasio antara air dan semen (1) gambar paling pojok  kanan tangan anda (artinya jika anda mencampur  air 40 liter/40 kg maka semennya 40 kg, bukan berarti beton anda tiap kubik butuh 40 kg semen lho hanya permisalan saja) akan menghasilkan beton dengan kekuatan (kuat tekan) 10 Mpa. Kalau 10 Mpa maaf saja mas, belum layak kita gunakan untuk struktur rumah anda. Jangan sekali-kali anda gunakan untuk komponen struktur rumah anda dengan perbandingan ini.
b.Rasio air dan semen 0.75 (artinya jika anda mencampur  air 30 liter/30 kg maka semennya 40 kg, bukan berati beton anda tiap kubik butuh 40 kg semen lho, hanya permisalan saja) Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 20 Mpa, lha kalau beton anda 20 Mpa masih boleh lah digunakan, kalau bisa dinaikan sedikit jadi 22.5 Mpa atau 25 Mpa
c.Rasio air dan semen 0.5 (artinya jika anda mencampur  air 20 liter/20 kg maka semennya 40 kg, bukan berati beton anda tiap kubik butuh 40 kg semen lho, hanya permisalan saja) Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 35 Mpa, kalau beton dengan kuat tekan 35 Mpa ini jika digunakan untuk rumah anda bagus lah, tapi boros semen. Kalau boros semen maka juga akan boros uang dong…..
Dalam merencankan faktor air semen jika tidak tersedia data penelitian boleh kok dengan table yang sudah ada (kira-kira begitulah kata SNI 03-2834-2000 pada pasal 4.2.3.2 tentang pemilihan faktor air semen) mau tahu…lihat gambar 18.2
Gambar 18.2 Grafik Faktor air Semen terhadap kuat tekan

Masih binggungkan!! jika anda akan membuat 1 meter kubik berapa zak semen yang harus digunakan, sabar pembaca…………nanti akan kita tulis kok. Yang jelas semoga anda faham tulisan-tulisan saya di atas.
4.Agregat (Pasir dan koral)
Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama. Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang banyak, beton akan menjadi kasar akan tetapi kekuatanya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasirnya lebih banyak.

Pembaca yang budiman tiba saatnya kita membicarakan proporsi campuran beton. Perencanaan campuran beton sesuai dengan syarat yang telah ditentukan akan menghasilkan beton yang optimal dari sisi kekuatan beton sendiri maupun biaya pembuatan beton. Persayaratan pencampuran beton yang baik sesuai dengan standart SNI telah ada gambaranya pada paragrap di atas. Beberapa data dari laboratorium diperlukan dalam membuatnya. Pada tulisan kali ini penulis dengan rendah hati belum bisa membahasnya semoga dalam kesempatan yang lain. Skope pembahasan penulis kali ini berdasarkan proporsi campuran yang sudah baku ditetapakan, walapun hasilnya akan menghasilkan beton dengan variasi kekuatan sesuai dengan keadaan pembuatanya dan asal dari agregatnya, tetapi memang badan yang terkait masalah beton ini sudah mengeluarkan beberapa komposisi campuran beton.
SNI telah Mengeluarkan "Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan” baca dan diunduh dulu ya….. unduh disini
Dari halaman 3 sampai dengan halaman 5 SNI tersebut  akan anda dapati beberapa komposisi beton bervariasi dengan berbagai jenis kekuatan rencana beton.
Gambar 18.3 SNI 03-2834-2000 Halaman 3


Gambar 18.4 SNI 03-2834-2000 Halaman4

Gambar 18.5 SNI 03-2834-2000 Halaman5



Gambar 18.6 SNI 03-2834-2000 Halaman6

Gambar 18.7 Keterangan Singkatan SNI 03-2834-2000 Halaman 3 s~d 6

Tabel 18.8 Olah data dari variasi komposisi campuran beton pada SNI 03-2834-2000
Halaman  3 s~d 6


KOMPOSISI CAMPURAN BETON
NO
KUAT BETON RENCANA


BAHAN
BERAT JENIS
VOLUME
PERB. VOL
1
31,2 Mpa (K350) W/C=0,48
SEMEN
448
Kg
3150
Kg/m3
0,1422
m3
1
PASIR
667
Kg
1400
Kg/m3
0,4764
m3
3,350
KERIKIL
1000
Kg
1350
Kg/m3
0,7407
m3
5,208
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
2
28,4 Mpa (K325) W/C=0,49
SEMEN
439
Kg
3150
Kg/m3
0,1394
m3
1
PASIR
670
Kg
1400
Kg/m3
0,4786
m3
3,365
KERIKIL
1006
Kg
1350
Kg/m3
0,7452
m3
5,240
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
3
26,4 Mpa (K300) W/C=0,52
SEMEN
413
Kg
3150
Kg/m3
0,1311
m3
1
PASIR
681
Kg
1400
Kg/m3
0,4864
m3
3,420
KERIKIL
1021
Kg
1350
Kg/m3
0,7563
m3
5,318
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
4
24 Mpa (K275) W/C=0,53
SEMEN
406
Kg
3150
Kg/m3
0,1289
m3
1
PASIR
684
Kg
1400
Kg/m3
0,4886
m3
3,435
KERIKIL
1026
Kg
1350
Kg/m3
0,76
m3
5,344
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
5
21,7 Mpa (K250) W/C=0,56
SEMEN
406
Kg
3150
Kg/m3
0,1289
m3
1
PASIR
684
Kg
1400
Kg/m3
0,4886
m3
3,435
KERIKIL
1026
Kg
1350
Kg/m3
0,76
m3
5,344
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
6
19,3 Mpa (K225) W/C=0,58
SEMEN
371
Kg
3150
Kg/m3
0,1178
m3
1
PASIR
689
Kg
1400
Kg/m3
0,4921
m3
3,460
KERIKIL
1047
Kg
1350
Kg/m3
0,7756
m3
5,453
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
7
16,9 Mpa (K200) W/C=0,61
SEMEN
352
Kg
3150
Kg/m3
0,1117
m3
1
PASIR
731
Kg
1400
Kg/m3
0,5221
m3
3,671
KERIKIL
1031
Kg
1350
Kg/m3
0,7637
m3
5,370
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
8
14,5 Mpa (K175) W/C=0,66
SEMEN
326
Kg
3150
Kg/m3
0,1035
m3
1
PASIR
760
Kg
1400
Kg/m3
0,5429
m3
3,817
KERIKIL
1029
Kg
1350
Kg/m3
0,7622
m3
5,359
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
9
7,4 Mpa (K100) W/C=0,87
SEMEN
230
Kg
3150
Kg/m3
0,073
m3
1
PASIR
893
Kg
1400
Kg/m3
0,6379
m3
4,485
KERIKIL
1027
Kg
1350
Kg/m3
0,7607
m3
5,349
AIR
200
Liter
1000
Kg/m3
0,2
m3
1,406

Dari olah data SNI ini ternyata dihasilkan beberapa komposisi campuran beton dengan berbagi variasi kekuatan beton.  Cara pembacaan tabel di atas adalah sebagai berikut :
Bbaris nomer 1 untuk menghasilkan beton dengan kuat tekan 31,2 Mpa (K350) W/C=0,48 diperlukan  semen 448 kg, pasir 667 kg, koral/kerikil 1000kg  dan air 215 kg atau liter. Dapat juga dengan perbandingan volume (ingat SNI membolehkan jika pekerjaan dalam skup kecil) dengan cara membuat takaran untuk masing-masing material beton, atau juga bisa dengan membuat takaran untuk semen, adapun material yang lain sesuai dengan perbandingan volume pada table di atas. 
Dan  perencanaan campuran beton inilah   yang dimaksud penulis pada kesempatan ini.   Pada kenyataanya para pelaksana pekerjaan rumah yang ada ditempat kita biasanya mencapur dengan perbandingan 1 semen :2pasir :3 koral, jika dibandingkan dengan olah data dari hasil SNI ini kandungan material betonnya lebih baik. Berarti yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemilihan material, dan bagaiman proses pengerjaan beton.
Semoga bermanfaat ya…

Catatan rumahdangriya :
Seluruh gambar dalam blog ini yang bukan merupakan karya rumahdangriya sepenuhnya hak cipta berada ditangan pembuatnya. 
Rumahdangriya hanya menukilnya, walaupun mungkin sedikit ada perubahan dari gambar aslinya akan tetapi tidaklah mengeluarkan dari maksudnya.
Tulisan ini hanyalah sebagai sedikit pengetahuan tambahan atau setidaknya itulah harapan penulis. Melihat realita tukang pembuat rumah dilingkungan kita dalam proses pembuatan beton, maka semoga tulisan ini membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan dihasilkan beton yang lebih baik.
Tulisan ini tidaklah menafikan kemampuan para ahli, insinyur-insinyur dibidangnya yang telah dibekali pengetahuan dan perangkat laboratorium  yang memadahi.  Karena pembahasan  dalam blog ini hanyalah  sesuatu tentang rumah kita.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger