Mencegah lebih baik dari pada
mengobati, sebuah kalimat yang barang
kali selalu ingin kita lakukan dalam banyak hal. Termasuk dalam prinsip tulisan
ini.
Pada kesempatan kali ini kita
akan membahas atap. Ya atap, siap yang tidak tahu atap, salah satu komponen
utama dari rumah kita sebagai perlindungan
pertama dari cuaca terutama panas dan hujan.
Pembaca yang budiman pertama-tama
kita perhatikan dulu gambar 52.1
Gambar 52.1 Atap Tepi
Tanpa Bubungan
Keterangan gambar 52.1:
Lihat gambar dengan tanda merah,
sesuai dengan judul Atap Tepi Tanpa Bubung. Kenapa kita berinama tanpa bubungan, yang karena pada tepi atap ini tidak ada bubungan yang semestinya bisa juga dipasang bubung.
Pernah suatu ketika penulis
tinggal diperumahan, sebuAh kompleks perumahan yang terdiri 100 buah rumah dengan sistem coupel. Rumahnya
setipe dan model atapnya mirip dengan
seperti gambar 52.1 dan bagian tepi atapnya juga sama seperti gambar yang ditunjukan
dengan garis merah (tanpa bubungan). Pembaca sekalian, tipe pembuatan atap seperti ini bukan
masalah pada awalnya akan tetapi beberapa waktu setelah rumah dihuni, tepi atap
tanpa bubung seperti ini menjadi sumber masalah dimana masalah utamamanya
adalah karena pasangan bata yang digunakan sebagai bubungan atau penganti bubungan
(lihat gambar 52.1 garis merah) terjadi retak-retak dalam jumlah yang banyak dan
juga besar. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang pasangan bata yang
digunakan sebagai bubungan ini terletak pada bagian yang sangat ekstrim dimana
kalau pagi dan malam dingin sedangkan kalau siang panas karena ekstrinya panas ini
menjadikan salah satu sebab utama terjadi retak.
Nah akibat dari retaknya atap tepi tanpa bubungan
ini adalah kebocoran dibawahnya, terkadang memang terdapat bocoran langsung
berupa tetesan akan tetapi seringnya
berupa rembesan air dalan jumlah yang lumayan banyak pada dinding, yang ditandai
dengan menjamurnya dinding. Kenapa biasanya akibat bocoran ini berupa rembesan
dinding jawabanya karena memang metode pembuatan tepi atap seperti ini dengan
memasukan sebagian genteng ke pasangan bata lihat gambar 52.2
Gambar 52.2 Pemasangan
Genteng Di tepi atap
Genteng ditepi atap (lihat gambar
52.2 tanda kuning) dimasukan kedalam pasangan bata kemudian dilakukan pemalasteran
setelah itu ditutup pasangan bata lagi. Nah biasanya retaknya justru pada bagian
dimana genteng dan bata ini disatuakan (lihat gambar 52.2 garis kuning) nah karena
pada garis kuning tadi menjadi bagian retakan maka disitulah air meresap, dan
dari resapan ini biasanyan membasahi dinding. Inilah sebab kenapa seringnya
dengan sistem tepi atap seperti itu terjadi bocoran pada dinding berupa
rembesan. Rembesan tadi ditandai dengan menjamurnya dinding dibagian bawah yang
kena bocoran.
Wah kalau sudah bocor seperti ini
jadi susah dong, apa rumah anda mengalami seperti ini, atau anda akan membuat
rumah dan tidak ingin kejadian seperti ini terjadi dirumah anda
......................Bagaimana solusinya?
Kita paparkan satu solusi yang
kami angap handal (bukan berarti tidak ada solusi yang lainnya) akan tetapi menurut
penulis inilah yang terbaik.
Dan solusinya adalah "Pada bagian tepi atap anda gunakan
wuwung atau bubungan, orang jawa terkadang menyebut juga kerpus, biasa juga
disebut dengan nok."
Gambar 52.3. Bubungan
Genteng
Catatan gambar 52.3:Walaupun
Bubugan tidak terletak ditepi akan tetapi benda ini yang kami maksud (wuwung,
nok atau kerpus) karen juga bisa dipasang ditepi.
Nah pembaca lihat pada gambar 52.3
yang kita garis tebal dengan warna kuning inilah cara yang penulis sarankan,
dengan cara pemasangan tepi atap menggunakan bubungan ini maka sebenarmya tepi
atau pertemuan atap sudah dilindungi oleh bubungan tersebut (lihat bentuk wuwung
gambar 52.3 sebelah kanan). Nah pelindungan dari tetesan air yang melimpah
melalui bubungan ini dilindungi oleh campuran semen yang juga digunakan untuk
menempelkan bubungan.
Semoga bermanfaat yaa...