Rabu, 24 Agustus 2011

CARA PENGECATAN YANG BAIK

Persiapan dan Rencana

Adalah kunci untuk menghasilkan pengecatan terbaik


Sebelum Pengecatan

Hasil pengecatan sangat tergantung dari persiapan permukaan yang akan dicat. Persiapan yang benar akan membuat pekerjaan pengecatan lebih cepat, dan mudah, memberikan hasil akhir yang terbaik dan lapisan cat yang tahan lama.

Permukaan yang akan dicat harus sudah sekering mungkin dan keras, terutama untuk tembok baru dari plasteran semen atau beton telah sempurna pengeringan semennya dimana kadar alkali dan air telah memenuhi syarat yang ditentukan.

Lakukan pembersihan pada permukan untuk menghilangkan kotoran, minyak, kristal garam-garaman pada dinding plasteran semen atau beton, karat pada besi dan lain-lain yang dapat mempengaruhi daya lekat cat

Selanjutnya ikuti petunjuk-petunjuk yang ada dalam setiap data teknis produk-produk cat yang ada. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk tersebut akan memberikan jaminan hasil pengecatan.


PETUNJUK PENGECATAN

Bila persipan telah sempurna, lakukan rencana pengacatan yang baik. Bila memungkinkan lakukan pengecatan waktu masih ada matahari.

Untuk ruangan dalam, mulailah pengecatan pada plafon, kemudian dinding, selanjutnya kusen-kusen,  yang dilanjutkan pada daun jendela dan pintu.

Untuk ruangan luar harus disiapkan dengan teliti semua peralatan pengecatan serta disedialkan persedian cat yang digunakan. Perkiraan cuaca harus diketahui sebelumnya, karena hujan akan merusak semua pekerjaan yang baru dilakukan. Usahakan untuk tidak melakukan pengecatan dibawah sinar matahari langsung. Pengecatan dinding sebaiknya dibagi menjadi beberapa bagian dan harius dimulai bagian atas dan dikerjakan terus sampai bagian bawah.

Tahap terakhir pengecatan adalah pipa-pipa, jendela-jendela dan pintu-pintu

Disadur secara   utuh  tanpa perubahan dari brosur cat MOWILEX 
sumber gambar kolomrumah.com

Sabtu, 20 Agustus 2011

SNI STRUKTUR BANGUNAN


Dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan bangunan sangatlah perlukan sebuah acuan standar. Dalam tahap perencanaan diperlukan sebuah panduan hal-hal yang akan  dicapai dan dalam tahap pelaksanaan diperlukan sebuah panduan untuk menilai hasil dari sebuah peroses perencanaan dan proses pelaksanaan. Nah terkhusus dalam bidang struktut bangunan, dibawah ini daftar Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah disediakan oleh badan yang terkait.



No


Judul Standar


Nomor Standar


Ruang Lingkup

1
Metode Pengujian Kuat Tekan Dinding Pasangan Bata Merah diLaboratorium

Metode ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat tekan dinding pasangan bata merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan perencana dan pelaksana
2
Metode Pengujian Kuat Lentur Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium


Metode ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat lentur dinding pasangan bata merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan perencana dan pelaksana
3
Metode Pengujian Kuat Geser Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium

Metode ini digunakan untuk memperoleh nilai kuat geser dinding pasangan bata merah yang digunakan sebagai dinding struktural bagi keperluan perencana dan pelaksana
4
Metode Pengujian Kedataran dan Kerataan Lantai Mengguna-kan Sistem Bilangan F


Metode ini digunakan untuk pengukuran profil permukaan lantai untuk memperoleh perkiraan karakteristik kedataran dan perataan permukaan lantai menggunakan sistem bilangan –F dalam satuan metric (SI)

5
Metode Pengujian Pembebanan Lantai Beton Bertulang Pada Bangunan Bertingkat dengan Beban Air
Metode ini digunakan untuk memperoleh nilai lendutan nyata, derajat pemulihan dan kapasitas nyata dari nilai setelah diberi beban uji

6
Metode Pengujian untuk Tiang Tunggal terhadap Beban Tarik Aksial Statis
Metode ini digunakan untuk menentukan response tiang atau tiang-tiang dalam kelompok tiang terhadap beban aksial tarik dan dapat digunakan semua kedalaman tiang.
7
7. Metode Pengujian
Beban -Lateral pada
Pondasi Tiang

Metode ini digunakan untuk pengujian tiang vertical dan tiang miring, baik tiang pancang atau kelompok tiang untuk menentukan hubungan beban lendutan pada saat menerima beban lateral.
8
Spesifikasi Pipa Baja yang Dilas dan Tanpa Sambungan dengan Lapis Hitam dan Galvanis Panas


Spesifikasi ini meliputi pipa baja untuk pengguna umum yang dilas tanpa sambungan dengan lapisan hitam dan galvanis panas dalam ukuran tipikal 1/8 inci (3,175 mm) sampai 16 inci (406,40 mm), untuk tiga ukuran tipikal pipa baja dengan berat standar ujung polos, galvanis secara panas, dilas untuk penggunaan dengan hubungan tipe solder dalam penerapan umum
9
Spesifikasi Tabung Baja Karbon Struktural Berbentuk Bulat dan Lainnya yang Dibentuk Dalam Keadaan Dingin dengan Dilas Tanpa Kampuh
Spesifikasi ini mencakup baja karbon yang dibuat dalam keadaan dingin dengan dilas dan tanpa kampuh berbentuk bulat, bujursangkar, empat persegi atau tabung structural berbentuk khusus untuk konstruksi jembatan, bangunan gedung dan bangunan umum lainnya yang dilas, dipaku keling atau bulat
10
Spesifikasi Pelat Baja Karbon dengan Kuat Tarik Rendah dan Medium.
Spesifikasi ini ditujukan untuk pelat baja karbon struktural - bermutu A,B,C dan D

11
Spesifikasi Tabung Baja Karbon Struktural yang Dibentuk Dalam Keadaan Panas dengan Dilas Tanpa
Kampuh



Spesifikasi ini mencakup baja karbon yang dibentuk dalam keadaan panas dengan dilas dan tanpak kampuh untuk tabung baja karbon berbentuk bujur sangkar, bulat, empat persegi atau tabung struktur berbentuk khusus untuk konstruksi jembatan, bangunan gedung dan bangunan umu lainnya yang dilas, dipaku keeling atau baut
12
Spesifikasi Baja Struktural


1. Spesifikasi ini mencakup penampang baja karbon, pelat dan tulangan berkualitas struktural untuk digunakan dalam konstruksi baja dan bangunan dengan paku keling, baut atau las dan untuk tujuan struktural umum
2. Pemakai harus mnempertimbangkan persyaratan tambahan, seperti ukuran kehaluran austenitic dan persyaratan, charpy V – Notch Impact, bila kelompok 4 atau 5 profil bersayap lebar disyaratkan untuk digunakan selain kolom atau batang tekan lainnya.
13
Spesifikasi beton struktural
Spesifikasi ini mencakup bahan dan proporsi beton, baja tulangan dan prategang, produksi pengecoran dan perawatan beton serta konstruksi cetakan. Ditetapkan pula perlakuan siar dan bagian-bagian tertanam, perbaikan permukaan beton, dan finising permukaan yang tercetak. Dalam beberapa pasal terpisah dibahas untuk konstruksi pelat dan finisingnya, beton arsitektural, beton masif, dan bahan beserta cara pelaksanaan konstruksi beton pasca tarik. Termasuk pula ketentuan mengenai pengujian, evaluasi dan penerimaan beton beserta strukturnya.
14
Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
Untuk Rumah dan Gedung
Tata cara ini digunakan untuk mempersingkat waktu perencanaan berbagai bentuk struktur yang umum dan menjamin syarat-syarat perencanaan tahan gempa untuk rumah dan gedung yang berlaku

15
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung

Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk bangunan gedung, atau struktur bangunan lain yang mempunyai  pesamaan karakter dengan struktur bangunan gedung
16
Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton Berongga Bertulang Untuk Bangunan Rumah dan Gedung

Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan yang menggunakan struktur pasangan blok beton berongga bertulang

17
Tata Cara Pemasangan Panel Beton Ringan Berserat.

Tata cara ini digunakan dalam pemasangan panel beton ringan berserat non struktural sesuai perencanaan yang mengacu pada koordinasi modular.

Jumat, 19 Agustus 2011

SNI Rumah dan Gedung


Tidaklah salah jika salah satu ketegori baik dan tidaknya sebuah bangunan sesuai dengan standar-standar yang telah ada. Standar-standar yang dimaksudkan adalah STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI), dimana telah diterbitkan banyak peraturan-peraturan standar yang berkaitan dengan bangunan atau gedung dan secara umum berkaitan dengan konstruksi. Sebagai acuan minimal standar dapat digunakan untuk mewujudkan bangunan, rumah atau gedung anda. Terdiri dari beberapa bab  akan tetapi masih dalam konteks pembahasan tentang bangunan dan gedung. Berikut ini daftar Standar Nasional Indonesia (SNI)Tentang  Bangunan dan Gedung :



No


Judul Standar


Nomor Standar


Ruang Lingkup

1
Metode Dasar Pengukuran Tubuh Manusia untuk Rancangan Teknologi
Metode ini meliputi suatu desteripsi ukuran-ukuran anthropometri yang dapat dipakai sebagai dasar pembandingan berbagai kelompok populasi. Hal ini dibutuhkan untuk menentukan pengertiannya pada desain geometri untuk tempat-tempat manusia bekerja dan tinggal
2
Spesifikasi Koordinasi Modular Bangunan Rumah dan Gedung
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih dimensi modul arah horisontal dan vertikal untuk bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
3
Spesifikasi Ukuran Terpilih Untuk Bangunan Rumah dan Gedung
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih ukuran arah horisontal dan vertikal bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
4
Spesifikasi Matra Ruang Untuk Rumah dan Gedung
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan mengenai acuan matra ruang minimum dalam perencanaan teknis rumah tinggal sesuai dengan ukuran modular. Tujuannya efisiensi penggunaan ruang dan bahan bangunan
5
Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap dengan Komponen Beton
Spesifikasi ini digunakan dalam pembangunan rumah tumbuh di atas tanah matang dengan tujuan untuk membuat rumah tumbuh rangka beratap tanpa dinding pengisi yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan
6
Spesifikasi Komponen Beton Pracetak Untuk Rumah Tumbuh Rangka Beratap
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksanan dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu pelaksanaan
7
Spesifikasi Rumah Tumbuh Rangka Beratap RTRB Kayu
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksana dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu pelaksanaan
8
Spesifikasi Satuan Rumah Susun Modular
Spesifikasi ini bertujuan untuk memberikan landasan ukuran dan batasan dalam usaha menentukan kebutuhan minimum dalam
pembangunan rumah susun

9
Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (Kriteria Desain yang Direkomendasikan)
Spesifikasi ini memberikan kriteria desain kondisi lingkungan akustik di dalam ruang hunian, digunakan untuk bunyi mantap atau seolah-olah mantap seperti bising yang berasal dari sistem tata udara dan lalu lintas kendaraan yang kontinu
10
Spesifikasi kayu awet untuk perumahan dan gedung
Spesifikasi ini mencakup persyaratan dan ketentuan kayu dan bahan pengawet kayu, serta persyaratan kayu awet. Spesifikasi ini berlaku hanya untuk kayu yang akan digunakan untuk bangunan perumahan dan gedung, baik di bawah atap maupun di luar naungan atap, tetapi tidak berhubungan langsung dengan tanah.
11
Fasilitas tempat bermain di ruang terbuka lingkungan rumah susun sederhana
Spesifikasi ini mencakup uraian bentuk dimensi, fungsi, struktur dan criteria dari komponen dan elemen fasilitas tempat bermain di runang terbuka untuk rumah susun sederhana campuran yang disediakan 5 lantai bagi anak usia 1-5 tahun dan usia 6-12 tahun, pada lingkungan rumah susunsederhana yang mempunyai KDB 50 % dan KLB 1,25 atau dengan kepadatan maksimum sama dengan 1.736 jiwa/ Ha
12
Spesifikasi pagar anyaman kawat baja berlapis seng
Spesifikasi ini mencakup pagar anyaman kawat baja berlapis seng yang digunakan pada tanah pertanian, jalan kereta api, dan pagar sejenisnya yang mempunyai pola anyaman kawat horisontal dan vertikal atau lilitan yang membentuk pola segi empat terbuka. Spesifikasi ini meliputi berbagai desain anyaman, tiga jenis tingkat kekuatan tarik, dan klasifikasi berat pelapisan seng yang sesuai untuk pagar anyaman kawat
13
Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga
Standar ini meliputi persyaratan kinerja untuk sistem daya yang menyediakan sumber penggantif daya listrik untuk beban dalam bangunan dan fasilitasnya dalam peristiwa kegagalan sumber daya utama. Sistem daya yang tercakup dalam standar ini termasuk sumber daya, peralatan pemindah, kontrol, peralatan pengawas, dan keseluruhan peralatan tambahan dan asesori yang diperlukan memasok daya listrik menuju terminal beban dari peralatan pemindah tersebut. Standar ini mencakup ketentuan instalasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan pengujian menyangkut kinerja sistem pasokan daya darurat (SPDD). Standar ini tidak mencakup hal-hal berikut : (1) Penerapan SPDD (2) Peralatan unit percahayaan darurat (3) Perkabelan distribusi (4) Layanan utilitas, bilamana layanan tersebut diijinkan sebagai suatu SPDD (5) Parameter untuk alat penyimpan energi Standar ini tidak menetapkan kriteria untuk sistem penyimpan energi, dan pemilihan dari
setiap hal berikut di bawah ini tidak termasuk
dalam lingkup standar, yaitu :
(1) Bangunan atau fasilitas khusus, atau
keduanya, yang membutuhkan SPDD
(2) Beban tertentu untuk dilayani oleh SPDD
(3) Penetapan jenis, kelas, atau level setiap
beban yang tertentu

14
Sistem pasokan daya
listrik darurat
menggunakan energi
tersimpan (SPDDT)

SNI 04-7019-2004 SK BSN No.13/ Kep/ BSN. SNI.04/ 05/ 2004

Standar ini meliputi persyaratan kinerja untuk sistem energi listrik tersimpan yang menyediakan sumber daya listrik pengganti dalam bangunan dan fasilitas pada peristiwa kegagalan sumber daya listrik normal.
Catatan: Untuk sistem pasokan daya darurat menggunakan generator darurat, lihat bagian 1dari standar ini.
Sistem yang dicakup dalam standar ini, sumber daya,peralatan pemindah, kontrol, peralatan pengendalian/ pengawasan, dan peralatan tambahan, termasuk peralatan
tambahan integral, yang dibutuhkan untuk memasok daya listrik kepada sirkit/ beban yang terseleksi. Standar ini meliputi pemasangan/ instalasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan persyaratan pengujian yang berhubungan dengan kinerja dari Sistem Pasokan Daya Darurat Tersimpan/ SPDDT. (RSNI S-21-2004)

15
Tata Cara Perencanaan
Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung


Tata cara ini digunakan untuk memberikan beban yang diijinkan untuk rumah dan gedung, termasuk beban-beban hidup untuk atap miring, gedung parkir bertingkat dan landasan helikopter pada atap gedung tinggi dimana parameter-parameter pesawat helikopter yang dimuat praktis sudah mencakup semua jenis pesawat yang biasa dioperasikan. Termasuk juga reduksi beban hidup untuk perencanaan balok induk dan portal serta peninjauan gempa, yang pemakaiannya optional, bukan keharusan, terlebih bila reduksi tersebut membahayakan konstruksi atau unsurkonstruksi yang ditinjau

16
Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
Tata cara ini digunakan untuk memberikan landasan dalam membuat peraturan-peraturan mendirikan bangunan di masing-masing daerah, dengan tujuan menyeragamkan bentuk dan isi dari peraturan-peraturan bangunan yang akan dipergunakan di seluruh kota-kota di Indonesia
17
Tata Cara Dasar Koordinasi Modular untuk Perancangan Bangunan Rumah dan Gedung
Tata cara ini digunakan sebagai pegangan dasar dalam merencana rumah dan gedung menggunakan koordinasi modular. Tujuannya untuk mewujudkan rencana teknis bangunan rumah dan gedung yang optimal
18
Tata Cara Perencanaan dan Perancangan Bangunan Kedok-teran Nuklir di Rumah Sakit
Tata cara ini digunakan untuk merencanakan dan merancang bangunan radiasi khususnya untuk bangunan kedokteran nuklir
19
Tata Cara Perencanaan dan Peran-cangan Bangunan Radiologi di Rumah Sakit
Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan perancangan untuk bangunan radiologi di rumah sakit
20
Tata Cara Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Angin.
Tata cara ini digunakan sebagai dasar perancangan rumah sederhana yang tidak bertingkat secara praktis untuk memberi jaminan keselamatan bagi masyarakat penghuni rumah sederhana di daerah rawan angin.
21
Tata Cara Pencegahan serangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan termitida
Tata cara ini bertujuan untuk melindungi bangunan rumah dan gedung yang akan didirikan terhadap serangan rayap, agar keseragaman dan upaya efektifitas dapat tercapai
22
Tata Cara Penanggulangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida
Tata cara ini digunakan sebagai acuan dalam perlakuan penanggulangan rayap, untuk melindungi bangunan rumah dan gedung
23
Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung
Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup atap
24
Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Dinding Pada Bangunan Rumah dan Gedung
Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan dinding
25
Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular
Tata cara ini bertujuan untuk memberikan landasan perencanaan desain agar dapat diperoleh suatu perancangan bangunan rumah susun yang optimal dan memenuhi syarat bagi kelayakan suatu hunian
26
Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan Lingkungan Bangunan Rumah Susun Hunian
Tata cara ini digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan secara optimum yang bertujuan untuk merencanakan kepadatan lingkungan perumahan rakyat
27
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Kolam Renang
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan kolam renang untuk mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
28
Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi
Tata cara ini memuat cara dinding tembok dan kegagalan dalam pengecatan. ","pencatan pada penanggulangan
29
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Langit-langit Untuk Bangunan dan Gedung
Tata cara ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman dasar perhitungan harga satuan pekerjaan penutup langit-langit
30
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap Untuk Bangunan dan Gedung.
Tata cara ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman dasar perhitungan harga satuan pekerjaan penutup atap
31
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Stadion
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan bangunan stadion untuk mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
32
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olah Raga
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan gedung olah raga untuk mendapatkan perencanaan teknis yang memenuhi ketentuan minimum
33
Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven pada sistem Plambing
Tata cara ini mengatur pemilihan dan pemasangan perpipaan, pipa dan perlengkapannya untuk sistem ven juga mengatur diameter minimum pipa ven, panjang ven, macam-macam pipa tegak ven dan ven pipa tegak
34
Tata Cara Perencanaan Ketaha-nan Gempa Untuk Bangunan dan Gedung
Tata cara ini digunakan untuk menentukan syarat-syarat perencanaan struktur gedung secara umum dan untuk penentuan pengaruh gempa rencana untuk struktur-struktur bangunan rumah dan gedung
35
Tata cara perencanaan
struktur baja untuk
bangunan gedung.

SNI 03-1729-2002 Revisi SNI 03-1729-1989
Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan
terciptanya pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan
minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan ekonomi.

36
Tata Cara Perencanaan
Gedung Sekolah
Menengah Umum

SNI 03-1730-2002 Revisi SNI 03-1730-1991
Tata cara ini mencakup :
• perencanaan arsitektur, struktur/ konstruksi dan utilitas gedung;
• Sistem pendidikan sekolah menengah umum;
• Perubahan sistem pendidikan sekolah menengah umum;
• Pembakuan gedung sekolah menengah umum.

37
Tata Cara Pengecatan Genteng Beton
Tata cara ini memuat persyaratan bahan dan alat, pelaksanaan pengecatan genteng pada lokasi baru dan lama, cat tipe A yang memakai pelarut/ pengencer organik dan cat tipe B yang memakai pelarut/ pengencer air serta cara penanggulangan bila ada kegagalan.
37
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Tanah

SNI 03-2835-1992 Revisi SNI 03-2835-2002

- Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana
pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
- Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
- Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
39
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Batu Bel;ah untuk
bangunan Sederhana

SNI 03-2836-1992 Revisi SNI 03-2836-2002
* Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
1) pekerjaan pembuatan pondasi batu kali,
dalam berbagai komposisi spesi;
2) pemasangan anstamping/ batu kosong;
3) pembuatan pondasi sumuran;
4) pembuatan tiang pancang.
* Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
* Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.

40
Analisa Biaya Konstruksi
(ABK) Bangunan Gedung
dan Peruma-han Pekerjaan
Langit-Langit.

SNI 03-2839 Revisi SNI 03-2839-2002
* Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
* Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
* Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.

41
Analisa Biaya Konstruksi
(ABK) Bangunan gedung dan
Perumahan Pekerjaan
Plesteran.

SNI 03-2837-1992 Revisi SNI 03-2837-2002
* Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
a) Pembuatan plesteran dalam berbagai ketebalan dan campuran;
b) Pekerjaan berapen pondasi dan plesteran kedap air menggunakan tambahan bahankimia.
* Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
* Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.


42
Tata Cara Pengecatan
Genteng Keramik

SNI 03-3433-2002 Revisi SNI 03-3433-1994

• Tata cara ini memuat persyaratan, ketentuan dan cara pengerjaan pengecatan genteng keramik, serta cara penanggulangan bila terjadi kegagalan;
• Tata cara ini dapat digunakan sebagai pegangan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pengecatan genteng keramik sebagai penutup atap pada bangunan gedung dan perumahan;
• Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang mempunyai ketahanan dan keawetan terhadap cuaca.

43
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Kayu untuk Bangunan
Gedung

SNI 03-3434-2002 Revisi SNI 03-3434-1992
* Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung
besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
* Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
* Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.

44
Tata Cara Perencanaan
Teknis Konservasi Energi
Pada Bangunan Rumah dan
Gedung.

Tata cara ini digunakan untuk perencanaan suatu bangunan gedung yang pengoperasian dan pemeliharaannya dapat menghemat energi

45
Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan
Dinding

SNI 03-2837-1992 Revisi SNI 03-6897-2002

* Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan.
Yang meliputi :
a) Pekerjaan pasangan bata merah berbagai ketebalan dan spesi;
b) Pekerjaan pasangan conblock berbagai dimensi dan spesi;
c) Pekerjaan pemasangan roster atau bata berongga;
d) Pekerjaan pasangan anyaman bambu
untuk dinding rumah sederhana.
* Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksud adalah pihakpihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya bangunan.
• Tata cara perhitungan ini, memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.


46
Pemeriksaan dan
pengujian lift traksi listrik
pada bangunan gedung –
Bagian 1: Pemerik-saan
dan pengujian serah
terima

SNI 03-7017.1-2004 (SK BSN No.13/ Kep/ BSN-SNI.04/ 05/ 2004, 13 Mei 2004)
Persyaratan ini meliputi pemeriksaan dan pengujian serah terima instalasi lif traksi yang baru maupun yang diubah.
Catatan : Persesuaian dengan persyaratan tertentu dapat diverifikasi melalui peninjauan ulang atas dokumen perancangan, danpengujian jenis atau pengujian keteknikan.

47
Pemeriksaan dan
pengujian lift traksi listrik
pada bangunan gedung –
Bagian 2: Pemerik-saan
dan pengujian berkala

SNI 03-7017.2-2004 (SK BSN No.13/ Kep/ BSN-SNI.04/ 05/ 2004, 13 Mei 2004)

Persyaratan ini meliputi pemeriksaan dan pengujian serah terima instalasi lif traksi yang baru maupun yang diubah. Catatan :
Persesuaian dengan persyaratan tertentu dapat diverifikasi melalui peninjauan ulang atas dokumen perancangan, dan pengujian jenis atau pengujian keteknikan. (RSNI T-25-2004).

Dari tebel di atas kolom judul merupakan nama dari SNI yang ada, sedangkan untuk mengunduh file dapat anda klik pada Nomer SNI yang bersangkutan.

Semoga bermanfaat

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger