Pernah suatu ketika
penulis tinggal disebuah rumah di perumaham umum, memamng rumah ini berusia
cukup lama sekitar 15’an tahun. Beberapa hari berselang setelah tinggal penulis
merasa tidak enak badan (masuk angin), sehari berselang dikuti istri dan
kebetulan ibu juga ikut sakit.
Keadaan rumah yang
nampak sekali adalah bahwa lantainya lembab, lembabnya ini akan nampak sekali
jika kita taruh lembaran plastik (seringya digunakan karpet plastik yang cukup
tebal sekitar 0.15mm) maka dibawah plastik tadi akan kelihatan titik-titik air
atau bahkan basah. Secara kebetulan penulis menggunakan kasur spon tebal 20 cm
yang akan digunakan untuk tidur akan tetapi maklum kita belum punya
dipan(ranjang) jadi kasurnya kita taruh langsung diatas karpet plastik (karpet
plastik yang biasa tersedia dipasaran adalah meteran dan itu yang penulis
maksudkan). Permukaan atas karpet plastik tadi basah dengan tampak titik-titik
air, bahkan karena waktu itu cukup lama digunakan untuk tidur bagian bawah kasur
spon yang kontak langsung dengan karpet
plastik tadi basah dan nampak sekali seperti baru tersiram air terutama
pada bagian kasur yang posisinya tepat dibawah tubuh. Yang masih diingat
penulis bahwa tidur sekitar 2 hari pada tempat seperti itu tubuh merasakan
seperti masuk angin.
Pembaca sekalian,
barang kali membaca tulisan di atas sempat terlintas dibenak anda sekalian
bahwa untuk apa cerita seperti itu.......
Baiklah pembaca
sekalian kita garis bawahi beberapa point dari dari cerita kita tadi :
- Bahwa lantai rumah yang kita tempati tadi lembab, dan lembabnya lantai ini nampak sekali ketika kita taruh karpet plastik dimana di bagian bawah karpet plastik tadi basah.
- Air yang meresap melalui tanah kemudian menembus pelapis lantai(keramik abu-abu), dapat menembus karpet plastik. Hal ini dibuktikan dengan ketika ditaruhnya kasur spon di atas karpet plastik tadi maka pada bagian bawah kasur tadi menjadi basah.
- Penulis tidak mengetahui secara pasti hubungan lembabnya lantai tadi dengan sakit yang diderita penulis....ah barangkai ini bagianya dokter-dokter dan bukan ranahnya penulis membahasnya.
Pembaca yang
budiman, lembabnya lantai inilah yang
akan menjadi topik pembahasan kita. Sudah menjadi pengetahuan yang siapa saja
pasti tahu bahwa tanah merupakan salah satu tempat berdiamnya air. Dan air tadi dengan keadaan tertentu dapat keluar ke
permukaan tanah dengan wujud tertentu juga. Kenapa kita katakan keluar dengan
wujud tertentu......?ya karena air tersebut dapat keluar berubah wujud menjadi
uap air, walaupun nanti juga akan berubah kembali menjadi air. Banyak
sedikitnya air yang keluar dari tanah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor dari tanah sendiri maupun faktor diluar tanah. Sekarang yang menjadi
pertanyaan bagaimana supaya lantai kita tidak menjadi lembab ....? Nah metode yang kami sajikan dibawah ini ibarat
pepatah “mencegah lebih baik dari pada mengobati” karna berkaitan dengan
pekerjaan sebelum dilakukan pekerjaan lantai. Akan tetapi metode ini juga bisa
digunakan untuk perbaikan dan metode adalah
sebagai berikut :
Cara 1: Jangan sekali-kali ketinggian lantai rumah anda lebih rendah dari
tanah asli disekitar anda, hal ini tentu saja memungkinkan lantai rumah anda lembab menjadi besar. Disamping itu juga
jika sampai ada air yang melimpah cukup banyak maka rumah anda akantergenangi
dengan air bahkan air disekitar rumah anada dapat meresap dan kemudian
mengenanggi rumah anda.
Cara 2: Sebelum melakukan pekerjan lantai keramik maka
harus didahului urugan pasir sebelum melakukan pekerjaan
pelapis lantai (bisa juga kita sebut sebelum memasang lantai keramik).
Spesifikasi urugan pasir di bawah lantai ini sudah menjadi spesifikasi teknis
dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan
sekarang berapa cm tebal urugan pasir tadi? Dalam spesifikasi teknik pekerjaan
kontrusksi sering disebutkan 10 cm (barang kali juga ada literatur yang
menyebutkan kurang atau lebih dari 10cm). Yang penulis ketahui semakin tebal urugan pasir bawah lantai maka
kemungkinan lantai anda lembab adalah kecil yang artinya bahwa lantai anda akan
menjadi kering dan tidak lembab.
Selain mengatasi
lembabnya lantai, urugan pasir bawah lantai ini juga untuk memudahkan meratakan
permukaan pasangan lantai keramik. Yang dengan urugan pasir pengaturan kerataan
(orang jawa menyebutnyan level atau water pas) menjadi
lebih mudah.
Cara 3 : Seringkali dan bahkan mejadi keharusan ketinggian rumah anda dibuat
lebih tinggi dari tanah disekitarnya,
nah cara untuk meninggikan permukaan lantai rumah anda dengan cara mengurug
atau menimbun. Pembaca yang budiman yang menjadi perhatian kita adalah urugan
peninggian lantai ini. Lakukan urugan
peniggian tanah anda dengan menggunakan pasir atau menggunakan sirtu (pasir
batu). Barang kali menjadi pertanyaan bagi anda, kalau kita gunakan urugan
peninggian lantai menggunakan pasir akan menjadi mahal karena harga pasir yang
mahal. Ya…ya… jika memang pasir mahal maka dapat anda gunakan pasir dengan
kualitas yang jelek (pasir pantai, atau pasir campuran) asal masih pasir.
Solusi mengatasi mahalnya pasir adalah dengan menggunakan sirtu (campuran pasir
batu), secara alami memang komposisi sirtu didapat dari hasil penambangan akan
tetapi sirtu juga banyak terdapat dari
sisa ayakan dari penambangan pasir, yang ini menjadikan harga sirtu lebih murah
(akan tetapi mungkin sekali didapatkan disebuah daerah bahwa harga sirtu lebih
mahal dari pasir). Jika cara ini juga masih mahal maka gunakanlah cara 2 yaitu urugan tetap dilakukan
dengan tanah akan tetapi lapisan paling atas dari urugan tersebut menggunakan
pasir, sesuai dengan kemampuan anda akan tetapi menurut penulis tebal minimal
10cm.
Sekedar sebuah cerita bahwa penulis pernah diminta bantuanya untuk
merencanakan dan melaksanakan pembuatan masjid disebuah pondok pesantren,
berlokasi ditempat yang indah, didaerah pegunungan dan masih berada ditengah-tengah persawahan. Pembaca yang
patut kita perhatikan ditengah-tengah areal persawahan, arel persawahan yang biasanya
senantisa digenangi air maka kemungkinan terjadi lembab pada lantai sangat
besar. Dua gedung pernah kita buat yang pertama masjid dan yang kedua adalah asrama
santri, keduanya dilaksanakan dengan selang waktu yang cukup lama. Pembaca,
masjid yang kita buat peninggian lantainya kita urug menggunakan sirtu (pasir
batu) dan asrama santri peninggian lantainya kita urug mengunakan tanah
disekitr lokasi pekerjaan yang merupakan tanah bekas sawah. Ternyata keduanya
beda pembaca, masjid yang kita urug menggunakan pasir bercampur batu (sirtu)
Alhamdulillah lantai tidak lembab dan
ketika malam cenderung hangat (padahal terletak didaerah yang dingin) setidaknya
dibandingkan dengan bangunan lain yang diurug menggunakan tanah disekitar
lokasi pondok lantai masjid lebih hangat. Sedangkan bangunan asrma santri yang
peningian lantainya menggunakan tanah disekitar lokasi pekerjaan (tanah sawah)
lantainya lembab dimana jika ditaruh karpet plastik maka dibagian bawah
permukaan karpet menjadi penuh air. Ternyata seperti cerita penulis diatas maka
kesimpulan dari cerita ini bawah penggunaan urugan pasir batu (sirtu) menghasilkan lantai yang tidak lembab.
Hal-hal yang masih menjadi pertanyaan dalam benak penulis ……?
Bahwa dalam beberapa tulisan, ditulisakan cara mengatasi lantai yang
lembab adalah melapisi plastik sebelum melakukan pekerjaan keramik . Dari
pengalaman penulis yang telah dituliskan di atas dapat diketahui, bahkan karpet
plastik pun yang lebih tebal dari plastik dapat ditembus oleh air. Lha
bagaimana dengan plastik lembaran yang lebih tipis. Maaf penulis masih belum
punya pengalaman dengan metode menggunakan lembaran plastik, tanpa menafikan
metode menggunakan lembaran plastik, penulis hanya mengetahui dan pernah melakuakan dengan cara yang penulis uraikan di
atas.
Semoga bermanfaat