Rabu, 20 Juli 2011

Bagaimana Cara Membuat Beton III (Sifat-sifat dan Fase Beton)

"Hanya  dalam fase plastis inilah beton  beton dapat dicetak sesuai dengan bentuk yang kita inginkaN" kata tersebut di atas salah satu kesimpulan dari tulisan dibawah ini. 
 
Sifat dan fase beton adalah sebagai berikut :
1.Fase Plastis Beton
Fase plastis beton kita temukan ketika pertama kali material-material beton dicampur dimana keadaanya seperti adonan roti sampai dengan saat dimana beton dicor dan dipadatkan. Dalam keadaan ini beton lembut dan dapat dikerjakan serta dapat dicetak menjadi berbagai variasi sesuai bentuk yang kita inginkan. 
“Hanya disaat beton dalam keadaan plastis inilah beton dimana  beton dapat dicetak sesuai dengan yang kita inginkan”
Fase dimana beton mempunyai sifat plastis ini salah satu yang penting dalam proses pembuatan beton. Sifat beton dalam fase plastis ini ditandai dengan tengelamya atau terkuburnya kaki para pekerja yang masih menginjakan kakinya dibeton yang dicor tersebut.
Berarti para pekerja atau pun siapa saja, masih diperkenankan untuk menginjak cor-coran beton tersebut akan tetapi dibatasi hanya sesuai dengan kebutuhan saja.


Gambar 17.1 beton dalam fase plastis

Sifat-sifat yang harus dimiliki ketika fase plastis adalah :
Workability (kemudahan dikerjakan)
Adalah kemudahan beton untuk dicor, diangkut, dipadatkan dan difinishing.
Ketika beton keras atau sudah dalam keadaan kering akan sulit untuk diangkut, dicor, dipadatkan dan difinishing atau bahkan tidak bisa diaplikasikan menjadi sebuah komponen struktur (kolom, balok, plat lantai dll) yang kita inginkan. Batasan kemudahan melakukan kerja beton adalah terlalu kental dan terlalu padat. Pada dua keadaan ini beton walapun masih bisa dikerjakan akan tetapi sangat dimungkinkan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, dimana salah satu fase, baik ketika fase pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan finishing akan sulit dilakukan dan hal ini akan memperngaruhi hasil akhir dari beton. Ukuran kemudahan dikerjakan ini dilakukan dengan “slump test”. Apa dan bagaimana slump test akan kita bicarakan dalam tulisan selanjutnya tentang perencanaan beton.

Workability ini dipengaruhi oleh:
-.Jumlah campuran antara semen dan air (pasta semen)
-.Gradasi agregat, gradasi agregat yang baik akan menjadikan kemudahan dikerjakan campuran.

Untuk menjadikan beton lebih mudah dikerjakan atau mempunyai derajat workable yang tinggi dapat dilakukan dengan :
-ditambah pasta semen, ingat pembaca “pasta semen”. Dimana pasta semen adalah campuran air dengan semen yang lebih encer sehingga menjadikan campuran beton lebih workable atau dengan kata yang mudah lebih encer.
-menggunakan agregat dengan gradasi yang baik
-menggunakan zat tambahan (admixture)

Ingat!!!!!!!
“ Jangan sekali-kali untuk menjadikan campuran beton lebih mudah dikerjakan (workable) hanya dengan menambahkan air, karena ini dapat menjadikan kekuatan beton menurun”

Gambar 17.2

2.Fase Setting Beton
Sebuah fase dimana beton mulai keras. Fase setting beton ini terjadi sesaat setelah dipadatkan dan selama pekerjaan finshing. Berapa waktu dari fase plastic sampai dengan fase seting secara pasti rumahdangriya belum mengetahuinya (barangkali ada dari pembaca yang lebih mengetahui). Pernah penulis dengar lama waktu setting dari beton adalah 1 jam sejak pertama kali beton diaduk adatu dicampur). Secara mudah fase seting dari beton dapat diketahui dengan terjadinya cap telapak kaki jika pekerja berjalan diarea beton yang sudah dicor.

Gambar 17.3 beton dalam fase setting

“Salah satu artinya penting dari fase seting ini adalah bahwa beton yang sudah dicampur atau diaduk harus segera kita tuangkan atau dicor karena jika terlalu lama dibiarkan beton akan menjadi keras”

Pada fase setting ini walaupun beton masih bisa dicor untuk dijadikan bentuk sesuai dengan cetakan akan tetapi jadi sulit untuk difinishing.
Konsekwensi dari fase setting ini adalah ketika beton sudah dicorkan atau dituangkan, tidak boleh dipungut lagi kemudian dicorkan ke tempat yang lain, dengan bahasa yang mudah ketika beton sudah setting tidak dapat diganggu lagi, baik itu dengan pemadatan beton atau bahkan dirubah menjadi beton yang lain.
.
3.Fase Pengerasan Beton
Fase dimana beton mulai memperoleh kekuatan dan kekerasan beton.
Fase ini ditandai dengan tidak adanya telapak kaki jika ada yang berjalan diatasnya. Sekali lagi berapa tepatnya waktu setelah fase setting rumahdangriya tidak mengetahui. Mungkin paman google tahu, coba deh Tanya padanya…..kalau sudah tahu kabarkan ke rumahdangriya ya……

Gambar 17.4 beton dalam fase Pengerasan


Catatan rumahdangriya :
Seluruh gambar dalam blog ini yang bukan merupakan karya rumahdangriya sepenuhnya hak cipta berada ditangan pembuatnya. 
Rumahdangriya hanya menukilnya, walaupun mungkin sedikit ada perubahan dari gambar aslinya akan tetapi tidaklah mengeluarkan dari maksudnya.
Tulisan ini hanyalah sebagai sedikit pengetahuan tambahan atau setidaknya itulah harapan penulis. Melihat realita tukang pembuat rumah dilingkungan kita dalam proses pembuatan beton, maka semoga tulisan ini membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan dihasilkan beton yang lebih baik.
Tulisan ini tidaklah menafikan kemampuan para ahli, insinyur-insinyur dibidangnya yang telah dibekali pengetahuan dan perangkat laboratorium  yang memadahi.  Karena pembahasan  dalam blog ini hanyalah  sesuatu tentang rumah kita.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger